Proses Produksi Karya
Selama proses pencarian dan pengarsipan pada bulan Juli 2020, mereka telah mengumpulkan 74 jenis tanaman herba yang tersebar di 52 titik se-Kota Makassar. Seluruh informasi terkait tanaman itu dihimpun ke dalam website bernama jaringherbal.com. Dari temuan 52 titik itu kemudian dibuat peta sebaran lokasi yang saling dihubungkan hingga membentuk jaring. Visualisasi ini mereka unggah menjadi sampul website jaringherbal.com. […]
Proses Produksi Karya
Awalnya judul proposal yang Syahrani Said (Rani) ajukan adalah “Kata Kota” yang mencoba melihat lebih dekat cara bertahan warga kelas menengah ke bawah dalam hal memproteksi dirinya dari gempuran Covid-19. Sadar proposal yang dibuatnya masih bersifat umum, Rani mencoba mencari praktik pengobatan herbal di warga yang sesuai dengan tema Sekapur Sirih-Makassar Biennale. Dia memutuskan meneliti tentang kombucha karena minuman probiotik ini menarik karena dibuat dan dikonsumsi oleh warga. Berbeda dengan praktik pengobatan tradisional kebanyakan yang menggunakan perantara dukun dalam proses pengobatannya. Wargalah yang membuat dan memelihara obatnya sendiri. Keputusan memilih kombucha juga diperkuat dari pengalaman orang-orang di sekitar Rani yang telah membuktikan khasiat minuman ini sebagai obat. […]
Proses Produksi Karya
Dalam proses pengerjaan karya ini, F Daus AR berkolaborasi dengan Ahmad Anshari dan Arman Pio. Daus mengajak dua kolaboratornya ke rumah Hj. Badaria untuk menyaksikan langsung proses pembuatan bedak basah. Setelah dua kali menyaksikan prosesi pembuatan hingga proses pengobatan, Arman Pio mengolah hasil pengamatannya ke dalam video, sedangkan Ahmad Anshari ke dalam sketsa. Rekaman audio-visual, sketsa, tutur kata dan teks inilah yang diramu menjadi film dokumenter. Setelah melalui fase revisi bersama kurator, Daus mengajak Aulia AA, cucu Hj. Badaria menjadi narator film dan Ardi, seorang editor untuk mengedit dan merapikan hasil akhir film dokumenter ini. […]
Proses Produksi Karya
Lilla dalam bahasa Bugis berarti “lidah”. Lidah digunakan untuk mengolah makanan dan kemudian diproses di lambung. Lidah juga menjadi hal penting dalam bertutur, terutama kepada orang lain. Dalam konteks karya ini, kamera akan berfungsi sebagai lidah untuk mentransfer materi kepada penonton/pembaca/penyimak. Sementara “Ambang” merujuk pada persoalan batas, teritori, sekat, dan limit. […]
Proses Produksi Karya
Pengerjaan karya Tabib Pasongsongan dimulai Shofiful Ridho’I dari menggali informasi dari nenek dari pihak ibu dan bibi dari pihak bapaknya untuk mendapatkan informasi tentang macam-macam rempah yang dipakai untuk pembuatan jamu, metode pengolahan berbagai rempah menjadi jamu, dan khasiat atau kegunaan jamu tersebut bagi kesehatan yang dilakukan dua neneknya dulu. Data hasil wawacara itu selanjutnya dibandingkan dengan sumber-sumber teks dari platform online dan website kesehatan. […]
Proses Produksi Karya
Karya berbentuk buku ini digarap Alwi mulai dari proses riset keselamatan di laut hingga masuk dalam proses desain. Proses riset ini dilakukan Alwi dengan cara menjadikan nelayan sebagai “client”nya. Maka dari itu, Alwi membuat korporasi nelayan palsu yang bernama Banda Batua. Kata batua diambil dari bahasa asli Banda yang berarti memancing. Dengan pendekatan ini, karya yang dihasilkan menjadi praktikal dan gampang dimengerti oleh nelayan. […]
Proses Produksi Karya
“Hayati: Laku dan Ingatan” awalnya merupakan kolaborasi Sinta Ridwan dan Panji Damar Pradana. Di dalam proses pembuatannya, keduanya dibantu oleh Aun Fakhrun dan Gevi Noviyanti. Dukungan juga datang dari musisi Senyawa yang mengijinkan dua lagu mereka yang senafas dengan karya ini untuk dipakai sebagai musik latar, yakni lagu “Warna” dan “Tanah”. Kedua lagu ini merupakan pilihan dari Senyawa sendiri setelah melihat draft karya ini. […]
Proses Produksi Karya
Pada proses awal program, di minggu pertama, Clickbite membuat ajakan terbuka bagi orang-orang yang punya usaha di bidang kuliner untuk memasak berbagai bahan makanan yang diberitakan bisa menangkal Corona. Olahan bahan makanan itu di antaranya: bayam, brokoli, durian, daun kelor, kulit jeruk, lodeh tujuh rupa, nanas, pepaya, rempah, dan tempe. Kemudian, bahan-bahan tersebut diolah menjadi beberapa menu makanan dan minuman. Selanjutnya, Benny dan Wiky mengajak beberapa orang yang dipilih secara acak untuk mencoba makanan itu dan memberi tanggapannya. Semua olahan dan tanggapan itu dikemas semenarik mungkin dalam bentuk foto, video dan desain-mockup. […]
Proses Produksi Karya
Pada proses pertama, Akbar dan Syaiful memilih jamu yang biasa di konsumsi oleh masyarakat umum dan mereka sendiri, terpilihlah 10 jamu-jamuan: Empon-Empon, Kunir Asem, Masuk Angin, Jamu Kuat, Galian Singset, Beras Kencur, Pegal Linu, Sinom, Gepyokan, Sari Rapet. Mereka tidak memilih untuk membahas khasiat jamu itu sendiri, melainkan khasiatnya dengan kehidupan sehari-hari manusia Indonesia. Setelah mengontak narasumber untuk wawancara, dan beberapa lainnya untuk merespons karya dengan media bunyi. […]
Proses Produksi Karya
Proses Penggarapan Jampi Tinampi berawal dari berbagai isu sosial yang muncul karena pandemik covid-19. Agan mencoba membuat hoax di berbagai platform media sosial yang kiranya dapat menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri di masyarakat yang serba tak menentu di tengah pandemik ini dengan membuat sebuah ‘resep’ jamu khusus yang diyakini mampu menangkal virus corona. […]